Gerakan konservasi menyelamatkan populasi panda semakin mendesak
untuk dilakukan. Setelah sebuah hasil penelitian menyebut darah dari
panda raksasa (Ailuropoda melanoleuca) mengandung antibiotik yang potensial menumpas jamur dan bakteri pada manusia.
Komponen utama dalam darah panda disebut cathelicidin-AM dan
ditemukan pasca menganalisa DNA mereka. Senyawa ini diketahui bisa
membunuh bakteri dalam waktu kurang dari sejam. Sementara antibiotik
lain membutuhkan waktu enam jam untuk melakukan tugas serupa
--melumpuhkan bakteri
.
Xiuwen Yan, pemimpin peneliti di Life Sciences College of Nanjing
Agricultural University, Cina, menyatakan bahwa hal ini menunjukkan
adanya potensi aktivitas antimikroba terhadap spektrum yang luas dari
mikro-organisme, termasuk bakteri dan jamur.
"Antimikroba peptida dari gen yang dikodekan memainkan peran penting
dalam imunitas bawaan terhadap mikro-organisme berbahaya. Mereka
menimbulkan resistensi obat jauh lebih sedikit dibanding dari antibiotik
konvensional," kata Yan, Rabu (2/1).
Namun, mengingat jumlah panda yang hanya tersisa 1.600 individu di alam liar, para peneliti memutar otak demi memenuhi suplai cathelicidin-AM. Yakni dengan merancang senyawa buatan di laboratorium.
Para peneliti melakukan hal ini dengan menguraikan kode gentika panda
menjadi molekul mungil yang diketahui bernama peptida. Diketahui lebih
dari 1.000 peptida antimikroba ditemukan dari hewan, tumbuhan, dan
mikro-organisme.
"Hasil analisa menyebutkan bahwa cathelicidin panda memiliki hubungan evolusi terdekat dengan cathelicidin yang dihasilkan anjing," papar Yan.
Sumber : National Geoghrapic
Tidak ada komentar:
Posting Komentar