Kamu Tak Cinta Kamu Hanya Suka Dengannya

Apakah telapak tanganmu berkeringat, hatimu senang, jantungmu berdetak cepat, berdebar-debar, dan suaramu tercekat saat berpas-pasan dengannya?
Itu bukan Cinta tau!!, itu tandanya kamu suka …

Apakah kamu tidak bisa menundukkan pandangan saat ia lewat? Atau sekedar memandnagnya saat ia lewat di hadapanmu?
Itu bukan Cinta tau!!
itu Nafsu…! Dari Syaitan!

Apakah kamu menginginkan “dirinya” saat dia sedang tidak ada seperti biasanya?
Itu bukan Cinta, itu namanya kamu sedang kesepian

Apakah kamu menerima pengakuan cintanya karena kamu tak ingin menyakitinya?
Itu bukan Cinta, itu Kasihan

 

Apakah kamu ingin ada di sana karena dia akan menyenangkan hatimu?
Itu bukan Cinta, itu Ketergantungan

 

Apakah kamu ingin memilikinya karena tatapan matanya membuat hatimu senang?
Itu bukan Cinta, itu Tergila-gila

 

Apakah kamu memaafkan kesalahannya karena kamu peduli padanya?
Itu bukan Cinta, itu Persahabatan

 

Apakah kamu mengatakan padanya setiap hari bahwa dialah satu-satunya orang yang kamu pikirkan?

Itu bukan Cinta, itu Dusta

 

Apakah kamu ingin memberikan semua benda kesayanganmu untuknya?
Itu bukan Cinta, itu Sikap Dermawanmu

Lalu..

Apakah hatimu sedih dan sakit saat dia sedang terluka, dan sebisa mungkin ingin mengobati luka hatinya?

Apakah kamu tertarik pada orang lain, tapi tetap setia mendampinginya tanpa pernah menyesal bersamanya dalam kekurangan dan kelebihan?

Apakah kamu mau menerima segala kesalahan dan kekurangannya karena itulah bagian dari dirinya?

Apakah kamu menangis atau merasakan sedih yang sama saat dia sedih meskipun dia kuat?

Apakah kamu memaafkannya dan bersedia tetap bersamanya saat dia menyakiti dirimu?

Apakah kamu tetap setia apapun yang terjadi pada dirinya, baik saat gembira maupun berduka?

Apakah kamu bersedia memberikan hatimu, hidupmu, dan matimu untuknya?

Barulah itu Cinta….

Islam mendorong manusia untuk meluruskan niat dan hasratnya sejalan dengan fitrah, tiada lain untuk kemaslahatan dan kebaikan hidup manusia di dunia sampai hari kemudian.

Allah SWT pencipta cinta dan manusia serta alam semesta, Dia Maha tahu bahwa manusia membutuhkan hubungan cinta yang harmonis dan penuh berkah. Maka, Allah memberikan cara yang agung dan suci, yaitu dalam tali pernikahan

“ Siapa yang mati dengan rasa asmaranya karena menjaga kesucian diri dan memendamnya walaupun sebabnya haram, ia termasuk Syahid.” (Kalam ulama)

 

Sumber