Jumat, 15 Februari 2013

Mengidolakan Artis Korea

50 Indikasi Muslimah/Muslim Terjangkiti Virus Film/Aktor/Artis Korea (Renungan Untuk Kita Semua)

1. Meng-like page/halaman salah satu artis/aktor korea.

2. Luapan kekaguman dipublikasikan via status.

3. Lagu-lagu korea, meskipun tak dipahami, dijadikan dzikir di lisan

4. Mengganti foto profile dengan foto-foto mereka.

5. Mempelajari bahasa Korea tanpa tujuan yang jelas.

6. Mengikuti perkembangan berita mereka.

7. Mengoleksi foto-foto mereka, apalagi yang beredar di Facebook.

8. Membayangkan atau menghayal menjadi pasangan mereka.

9. Hati begitu bahagia menatap wajah mereka. Ini diikuti senyum tak jelas.

10. Menangis jika acara/film mereka terlewatkan

11. Begitu setia menonton film mereka walaupun menghabiskan waktu berhari-hari untuk menyelesaikan puluhan episode.

12. Mengikuti konser mereka.

13. Tiket konser, walaupun mahal dengan harga yang variasi, akan laris dan akan segera habis.

14. Begitu ridha dan ikhlas menanti di antrian pembelian tiket walaupun suasana membludak.

15. Histeris dan meneteskan air mata bahagia melihat wajah sang aktor yang terlihat tampan.

16. Tak sedikit adegan foto sang aktor sedang berciuman dengan pemain wanita. Lantas para muslimah akan bertutur dengan penuh harap: “seandainya aku.”

17. Mata mereka lebih berbinar cerah memandang wajah sang aktor.

18. Nama akun facebook menggunakan nama sang aktor atau istilah-istilah dalam bahasa korea.

19. Tiada hari tanpa gosip tentang mereka.

20. Judul-judul film mereka menjadi hafalan di luar kepala.

21. Pada tahap ngefans yang akut, ada yang yang melakukan operasi plastik agar wajah lebih mirip tampilan korea.

22. Begitu juga mode pakaian termasuk topi, switer, menjadi incaran walaupun harus mencarinya di rombengan.

23. Berlangganan majalah/tabloid yang khusus membicarakan tentang artis/aktor Korea.

24. Mode-mode yang mereka gunakan akan menjadi tren dan menjadi buruan karena dianggap standar kemewahan.

25. Termasuk dalam mode tersebut adalah celana. Bagi laki-laki dan wanita di zaman ini, celana pensil adalah lambang “gaul”.

27. Gaya rambut baik style maupun warna pun diteladani.

28. Begitu pula dengan gaya jalan. Para artis/aktor memiliki gaya khas dalam berjalan sesuai dengan peran mereka masing-masing dalam drama Korea. Ini juga yang ditiru anak muda.

29. Cara mereka berfose ketika di depan kamera. Ini pun ditiru.

30. Status-status facebook yang dipenuhi bahasa korea namun tidak dipahami.

31. Foto-foto mereka dari koran/majalah/tabloid dikumpulkan lalu dirangkai menjadi sebuah kliping.

32. Foto-foto mereka yang tersebar di internet akan di print kemudian dijadikan album dan dipampang di kamar-kamar. Ini menjadi pelipur hati bagi muslimah.

33. “Cium jauh.” Jemari muslimah akan mengelus-ngelus foto mereka, bahkan mencium foto mereka. Didekaplah di dada.

34. Mengikuti kontes-kontes maupun lomba atau sejenisnya dengan hadiah bertemu sang idola baik di Indonesia maupun di Korea.

35. Semakin memburu alat-alat kosmetik agar kulit tubuh maupun wajah lebih “cingklong” seperti sang idola.

36. Terkadang keinginan bertemu dengan mereka terbawa sampai alam mimpi.

37. Lebih senang mendengar lagu korea.

38. Mengoleksi film-film korea? Tentu saja.

39. Lebih sering ikut fitnes biar badan lebih kekar dan tinggi.

40. Handphone di-setting menggunakan bahasa korea.

41. Begitu pula nada dering atau nada tunggu, menggunakan lagu korea.

42. Melakukan diet agar tampil langsing seperti artis idola.

43. Majelis gosip? Kapan sih wanita tak pernah bergosip ria. “eh, di film yang kemarin dia gagah lho, tapi kok di film ini kurang macoo y?”

44. Hati tak sabar menanti episode demi episode.

45. Hati tak tenang menunggu serial terbaru dirilis.

46. Memantau jadwal tayang di bioskop.

47. Tertarik untuk melakoni pacaran.

48. Memanggil nama pacar dengan nama sang aktor.

49. Menghayal tingkat tinggi karena tersihir senyuman manis sang aktor. Mereka menghayalkan sang artis mendatangi mereka lalu mengecup keningnya.

50. Menghayal menjadi artis/aktor dan ikut bermain peran film bersama sang idola. Bahkan karena melihat cantik sang artis, mereka menghayal melepaskan jilbabnya agar kecantikan diekspos.

Ini menandakan parahnya kualitas cinta. Slogan mencintai Allah dan Rasul-Nya tetap ada namun mulai terkikis dan lenyap oleh deretan nama-nama sang aktor. Inilah bius-bius cinta yang menyihir. Secara perlahan atau cepat akan mengikis kualitas iman apalagi pada saat yang sama banyak kewajiab syar’i terbengkalai dan menumpuknya pelanggaran etika syar’i.

***

‘Umar bin Al-Khaththab, begitu besar cintanya untuk sang Nabi. Suatu ketika, ia beranikan diri katakan cinta kepada beliau. Ungkapannya terekam apik dalam Shahih Al-Bukhari:

يا رسول الله لأنت أحب إلي من كل شيء إلا من نفسي

“Wahai Rasulullah, demi Allah, setelah diriku sendiri, engkau benar-benar orang yang paling kucintai dari segalanya.”

Dengarlah dendang cinta ‘Umar. Dia bersumpah. Dia bersumpah. Dia bersumpah dengan nama Allah bahwa Rasulullah adalah pihak kedua yang paling ia cintai setelah ia mencintai dirinya sendiri. ‘Umar memposisikan Rasululllah pada urutan cinta nomor dua.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun menukas:

لا يا عمر حتى أكون أحب إليك من نفسك

“Tidak, wahai ‘Umar, mestinya akulah yang paling engkau cintai melebihi cintamu kepada diri sendiri.”

Segeralah ‘Umar menata kembali urutan cintanya. ‘Umar bertutur:

والذي بعثك بالحق لأنت أحب إلي من نفسي.

“Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran. Kini, engkaulah yang paling aku cintai melebihi kecintaanku pada diriku sendiri.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun membenarkannya dengan berkata:

الآن يا عمر

“Sekarang, benarlah engkau wahai ‘Umar.” (HR al-Bukhari no. 6632)

Allahu Akbar. Allahu akbar. Allahu akbar. Inilah gemuruh cinta ‘Umar di samudera hatinya. Ia dendangkan cinta yang jujur nan berkekuatan. Cinta ini begitu tulus. Cinta ini begitu lembut. Sejuk hati mendengarnya. Sejuk hati mengutarakannya. ‘Umar, dalam waktu sekejap, mampu memindahkan sosok Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjadi orang yang paling ia cinta.

‘Umar tak butuh waktu lama. Ia tak butuhkan proses berpikir untuk menimbang dan mengambil keputusan. Ia mampu menggeser dan mengenyampingkan kecintaan terhadap diri sendiri di bawah kecintaan tulusnya untuk sang Nabi. Sekali lagi, begitu berkekuatannya cinta yang berkelas ini.

Apakah para muslimah mampu mengubah kekagumannya dan menjadikan sang Nabi sebagai idola/panutan pada rank teratas lalu mengubur kekaguman terhadap wajah-wajah lelaki tampan itu??

dari Abdullah Akiera Van As-samawiey



Sumber : Page Facebook Majalah Elfata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar