Terus, apa kita harus salto sambil bilang wow karena fenomena ini? Ya
tidak harus, tapi kalau mau salto dari puncak gedung wisma 46, silakan
kalau berani.
Kata “wow” biasanya diucapkan bila melihat sesuatu yang menakjubkan.
Tapi, apakah kita harus selalu bilang wow bila menemukan sesuatu yang
menakjubkan? Tidak usah. Karena sebenarnya ada kalimah thoyibah, atau
kata-kata baik yang berpahala bila kita ucapkan saat melihat sesuatu
yang menakjubkan.
Ucapkanlah “Masya Allah” bila bertemu dengan hal yang menakjubkan itu.
Ini sesuai dengan yang dituntun oleh Al-Qur’an serta kebiasaan dalam
bahasa Arab.
Tuntunan dalam Al-Qur’an bisa kita temui dalam surat Al-Kahfi ayat 37: “Dan
mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu
"maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah
semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).
Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan
keturunan” (QS 18:39)
Dalam lisan bahasa Arab pun terbiasa mengucapkan Masya Allah pada
hal-hal yang mengagumkan dan menakjubkan. Mereka tidak berkata wow
sambil salto tujuh kali ke belakang melewati pohon kurma. Tapi walaupun
ini kebiasaan orang Arab, kebiasaan ini bernilai pahala karena ada
dzikir dalam ucapannya. Beda dengan kata “wow” yang tidak ada makna
dzikir. Dan jangan berpikiran berlebihan bahwa mengganti kata wow dengan
Masya Allah adalah arabisasi. Ini ibadah kok.
Bagaimana dengan kata Subhanallah? Ini adalah termasuk kalimah
thoyyibah. Hanya saja, sering terjadi kesalahan kondisi pengucapan pada
masyarakat kita. Subhanallah sering diucapkan oleh masyarakat kita bila
menemui hal yang menakjubkan. Padahal dalam Al-Qur’an, kata subhanallah
sendiri dipakai untuk mensucikan Allah dari hal-hal yang tidak pantas.
"Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka
semuanya kemudian Allah berfirman kepada malaikat: "Apakah mereka ini
dahulu menyembah kamu?" Malaikat-malaikat itu menjawab: "Maha Suci
Engkau (Subhanaka). Engkaulah pelindung kami, bukan mereka: bahkan
mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu".(QS 34: 40-41)
"Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku
mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah
(subhanallah), dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik."(QS 12: 108)
Kita perlu menyesuaikan pengucapan kalimah thoyibah dengan tuntutan
Al-Qur’an. Bila bertemu hal yang menakjubkan, ucapkan masya Allah. Bila
bertemu hal yang tak pantas, misalnya ada teman yang curhat: “Kenapa ya
Tuhan gak mau mengizinkan gw lepas dari status jomblo,” ucapkan
“Subhanallah. Maha Suci Allah dari tuduhan kamu…” Seperti itu lah.
Juga ada kalimah thoyyibah: Allahu Akbar. Ini pun bila bertemu dengan
sesuatu yang menakjubkan. Kita sudah paham artinya: Allah Maha Besar.
Ucapan Allahu akbar saat melihat yang mengagumkan menandakan kita kagum
pada Pencipta Hal Yang Menakjubkan Itu.
Kata Allahu akbar dan subhanallah juga diucapkan dalam perjalan. Bila
kita berjalan dan menemukan jalanan mendaki, ucapkan Allahu akbar. Bila
bertemu jalan menurun, ucapkan subhanallah.
“Dari Jabir bin 'Abdullah radhiyallahu 'anhuma berkata: "Apabila kami
berjalan mendaki (naik), kami bertakbir dan apabila menuruni jalan kami
bertasbih” (HR. Bukhari)
Ada banyak kalimah thoyibah lain. Misalnya ucapan istirja’ bila
menemukan musibah. Yaitu kalimat: Innalillahi wa inna ilaihi roji’un.
Inilah tuntunan Al-Qur’an untuk kita.
“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan,"Inna
lillahi wa inna ilaihi raji'un."” (QS 2:155-156)
Misalnya ada teman yang ngadu pada kita, “Bro, kacau bro, ban motor gw
kempes diantup tawon,” jangan ucapkan: “Terus gw harus ngunyah sarang
tawon sambil bilang wow gitu?” Ada ucapan yang lebih baik yaitu
Innalillahi wa inna ilaihi roji’un. Jangan salah kaprah menyangka ucapan
ini hanya bila mendengar kabar kematian.
Bagaimana bila mendapati sesuatu yang menyenangkan. Juga tidak perlu
bilang wow. Apalagi sambil ngemut tugu monas. Ucapkan “Alhamdulillah”.
Inilah tuntunan dalam Islam. Ucapan ini tanda syukur kita kepada Allah.
Syukur secara lisan. Masih menanti syukur dalam bentuk perbuatan.
Bila memulai sesuatu, Islam menuntun kita untuk membaca basmallah.
“Bismillahirrohmanirrohiim”. Bukan kata wow. Masa’ hendak makan kita
bilang wow dulu?
Dan bila melakukan perbuatan kesalahan, beristighfarlah!! Ucapkan
“Astaghfirullahal ‘azhiem.” Aduh, jangan sampe setelah kita berbuat dosa
dengan melawan orang tua, kita malah ambil speaker keliling kampung
untuk bilang wow. Na’udzubillahi min dzalik. (Semoga kita dilindungi
Allah dari perbuatan demikian. Ini juga kalimah thoyyibah agar
terlindung dari hal-hal buruk. Jangan bilang wow bila bertemu hal
buruk.). Manusia memang tak lepas dari dosa, tapi ada kalimah thoyyibah
istighfar yang membersihkan dari dosa. Bilang wow malah kesannya bangga
sehingga dosa malah makin besar.
Itulah kalimah thoyyibah yang seharusnya kita ucapkan sebagai muslim.
Pada berbagai kondisi, ada pahala yang menanti kita bila mengucapkan
kalimah thoyyibah. Itulah indahnya Islam, ada banyak jalan untuk
mencapai kebaikan. Wow.. eh… Allahu akbar..!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar